Minggu, 03 September 2017

TIPS ORANG TUA, MENYURUH ATAU MEMERINTAH


Menurut penelitian Sheryl N. Dawson, seorang psikholog bidang perkembangan anak dari New York,   yang paling menjengkelkan anak terhadap sikap ibunya adalah bila ia disuruh. Komunikasi ibu tidak jelas, kami tidak bisa membedakan antara menyuruh dan memerintah, protes si Anak. Kiranya protes ini patut dikaji sebagai koreksi diri para Ibu. Tujuannya agar anak kita tidak jengkel. Sebab kejengkelan mereka akan melahirkan hubungan yang kurang harmonis antara anak dan orang tua. Akibatnya, anak mencari pelarian di luar rumah.
Tips mengantisipasi anak agar tidak jengkel bila disuruh melakukan sesuatu :
Image : Google
Dibedakan
Pertama-tama harus dibedakan, mana yang sifatnya menyuruh dan mana yang memerintah. Yang sifatnya menyuruh adalah segala sesuatu yang tidak wajib dikerjakan anak. Boleh saja dia menolak karena tidak suka. Sebab anak juga perlu diberi hak menolak dan menerima. Sejak kecil perlu ditanamkan sikap demokratis, agar kelak ia menjadi seorang demokrat yang biasanya bisa diterima di berbagai kalangan masyarakat.
Bila Anda memerintah, sifatnya wajib dilakukan anak karena berkenaan dengan sesuatu hal. Agar anak mau menerimanya, terlebih dulu diberi pengertian mengenai mana yang wajib dan tidak. Masing-masing orang tua punya aturan sendiri. Silakan Anda membuat daftar apa saja yang wajib dilakukan anak dan apa pula yang tidak. Tempel pada dinding kamarnya agar ia memahami.

Batasi
Agar si anak tidak bingung, Anda perlu membatasinya dengan jelas. Bila anak bertanya, jelaskan sebabnya (mengapa yang ini wajib dan yang itu tidak). Ajaklah mereka berdiskusi agar tercipta kesepakatan dan pengertian (understanding). Bila dewasa kelak, mereka akan menjadi pribadi yang tidak diktator.

Bahasa Yang Baik
Sekalipun dalam keadaan marah, saat berkomunikasi dengan anak hendaknya si ibu menggunakan bahasa yang baik, benar, dan penuh logika agar ia menjadi pribadi yang berbudi, sopan, dan tahu posisi. Masyarakat akan menghargai sikap demikian. Bahasa yang baik dan benar keluar dari mulut seorang ibu terhadap anaknya lambat-laun dapat mempengaruhi kepribadian si anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang bertutur kata yang baik dan benar pula di tengah-tengah lingkungan sosialnya.

Secara Khusus
Masing-masing anak mempunyai karakter yang berbeda. Karena itu, haruslah diperlakukan secara khusus. Si A tidak bisa diperlakukan sama dengan Si B atau Si C. Di sini diperlukan kejelian orang tua dalam memahami karakter anak.
Tidak sulit, bila Anda mau menyatu dengan mereka dalam arti ikut tumbuh bersama mereka. Sebab perjalanan hidup itu tidak mundur melainkan maju ke depan. Masa datang adalah dunia mereka. Karena itu jangan merasa rendah diri bila harus belajar dari anak.

Memberi Contoh
Perlu memberi contoh sesuatu hal, jika memang diperlukan si anak. Dengan adanya contoh itu, anak bisa belajar dari orang tuanya agar tidak melakukan kesalahan lagi. Selama belum mencapai usia dewasa, seorang anak secara naluriah sangat perlu untuk dibekali contoh verbal yang baik secara berkesinambungan oleh ibunya agar pada gilirannya kelak ia dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam bertindak.

Dialog
Biasakan membuka dialog dengan anak mengenai apa saja. Dari sini akan terlihat apa yang diinginkannya, juga akan kita ketahui tingkat perkembangannya. Di sini, orang tua bisa memasukkan hal-hal positif. Dalam forum dialog ini, orang tua bisa mencurahkan harapannya tentang kewajiban anak dan hak-hak anak.
Andaikata Anda seorang wanita karir, dialog semacam ini bisa dilakukan ketika makan bersama, saat mengantar sekolah, ataupun saat liburan bersama pada akhir pekan.


Karya  :  Drs. Dedik Ekadiana
         Guru  PPKn  SMPN 88,  Jakarta

PUISI : NUANSA RAMADHAN 2020

NUANSA   RAMADHAN   2020 Karya : Dedik Ekadiana Langit berpayungkan lazuardi Awan bercengkrama dan menderu Alam bertakhta tuk ...