Jumat, 13 April 2018

ULTAH PERNIKAHAN, MERTUAKU


MEMORI   INDAH,
ULTAH  PERNIKAHAN  MUTIARA,  MERTUAKU

Bumi Cipondoh Asri,  Tangerang
Ulang tahun pernikahan banyak dianggap sebagai tonggak sejarah dalam memasuki hidup baru, dalam artian memberikan kesempatan bagi suami-istri kembali saling meneguhkan komitmen. Sekedar mengingat lintasan peristiwa yang telah menghimpun apa yang terserak. Mengapungkan kenangan bersama untuk mencipta bahagia, mempererat jalinan cinta yang terbina, merekatkan ikatan hati, memperkuat untuk saling berbagi,  dan menjaga hingga nanti. Dengan begitu diharapkan pondasi rumah tangga kembali kuat dan terhindar dari perceraian.
Dalam kehidupan berumah tangga tentunya tidak selalu dapat dilalui dengan mulus tanpa gejolak. Sekecil apapun bahtera hidup kita pasti ada riak gelombang yang kita alami. Perjalanan pernikahan yang dilewati tentunya tidak terlepas dari adanya saling mengasihi, karena kasih itu menjadikan perekat antara suami isteri, saling mengisi kekurangan masing-masing. Sebagai manusia tentunya semua mempunyai kekurangan dan kelebihan. Sepuluh jari mempunyai ukuran panjang pendek yang tidak sama, namun bila sepuluh jari tersebut dapat bekerja sama dengan baik, maka menghasilkan karya yang baik dan bermanfaat bagi sesamanya.
Pernikahan adalah prakarsa Tuhan yang dirancang satu kali merupakan momen bernilai sejarah bagi pasangan hidup di muka bumi ini. Kehidupan yang istimewa tetapi penuh hikmah.
Demikianlah sekelumit kata pengantar dari penulis terkait kenangan ulang tahun ke-30 perkawinan bapak sekaligus mertua kami, Bapak H.M Tasdik dengan Ibu Hj.Lestari, pada tahun 2012 silam. Masa perkawinan sepasang kekasih yang mencapai 30 tahun disebut “masa kawin mutiara”.
Bukan tanpa alasan pasangan yang berbahagia itu merayakan masa ketiga puluh tahun dari perkawinannya. Di samping mendapat sokongan moral dari para anak dan menantu mereka untuk merayakan momentum sakral tersebut, ternyata masa tiga puluh tahun dari perkawinan mereka ditan-dai dengan kenyataan bahwa semua anak mereka telah “jadi orang”. Hal tersebut terakhir inilah yang menjadi penanda utama jika momentum sak-ral tersebut layak diperingati.
Meskipun Bapak H.M Tasdik sekarang telah berpulang ke rahmatullah (meninggal September 2016), kami para anak dan menantunya tidak akan pernah kehilangan momentum untuk mengenang ulang tahun ke-30 perkawinan mereka berdua. Kami senantiasa berusaha mengambil suri teladan dari kehidupan perkawinan mereka yang saat ini telah usai.
By : Dedik Ekadiana

PUISI : NUANSA RAMADHAN 2020

NUANSA   RAMADHAN   2020 Karya : Dedik Ekadiana Langit berpayungkan lazuardi Awan bercengkrama dan menderu Alam bertakhta tuk ...