MEMORI INDAH,
ULTAH PERNIKAHAN MUTIARA, MERTUAKU
Bumi Cipondoh Asri, Tangerang
Ulang tahun
pernikahan banyak dianggap sebagai tonggak sejarah dalam memasuki hidup baru,
dalam artian memberikan kesempatan bagi suami-istri kembali saling meneguhkan komitmen.
Sekedar mengingat lintasan peristiwa yang telah menghimpun apa yang terserak.
Mengapungkan kenangan bersama untuk mencipta bahagia, mempererat jalinan cinta
yang terbina, merekatkan ikatan hati, memperkuat untuk saling berbagi, dan menjaga hingga nanti. Dengan begitu
diharapkan pondasi rumah tangga kembali kuat dan terhindar dari perceraian.
Dalam kehidupan berumah
tangga tentunya tidak selalu dapat dilalui dengan mulus tanpa gejolak. Sekecil
apapun bahtera hidup kita pasti ada riak gelombang yang kita alami. Perjalanan
pernikahan yang dilewati tentunya tidak terlepas dari adanya saling mengasihi,
karena kasih itu menjadikan perekat antara suami isteri, saling mengisi
kekurangan masing-masing. Sebagai manusia tentunya semua mempunyai kekurangan
dan kelebihan. Sepuluh jari mempunyai ukuran panjang pendek yang tidak sama,
namun bila sepuluh jari tersebut dapat bekerja sama dengan baik, maka
menghasilkan karya yang baik dan bermanfaat bagi sesamanya.
Pernikahan
adalah prakarsa Tuhan yang dirancang satu kali merupakan momen bernilai sejarah
bagi pasangan hidup di muka bumi ini. Kehidupan yang istimewa tetapi penuh
hikmah.
Demikianlah
sekelumit kata pengantar dari penulis terkait kenangan ulang tahun ke-30
perkawinan bapak sekaligus mertua kami, Bapak H.M Tasdik dengan Ibu Hj.Lestari,
pada tahun 2012 silam. Masa perkawinan sepasang kekasih yang mencapai 30 tahun
disebut “masa kawin mutiara”.
Bukan tanpa
alasan pasangan yang berbahagia itu merayakan masa ketiga puluh tahun dari
perkawinannya. Di samping mendapat sokongan moral dari para anak dan menantu
mereka untuk merayakan momentum sakral tersebut, ternyata masa tiga puluh tahun
dari perkawinan mereka ditan-dai dengan kenyataan bahwa semua anak mereka telah
“jadi orang”. Hal tersebut terakhir inilah yang menjadi penanda utama jika
momentum sak-ral tersebut layak diperingati.
Meskipun Bapak
H.M Tasdik sekarang telah berpulang ke rahmatullah (meninggal September 2016),
kami para anak dan menantunya tidak akan pernah kehilangan momentum untuk
mengenang ulang tahun ke-30 perkawinan mereka berdua. Kami senantiasa berusaha
mengambil suri teladan dari kehidupan perkawinan mereka yang saat ini telah
usai.
By : Dedik Ekadiana