SENI TEATER YANG
KIAN TERSISIHKAN
Bumi Cipondoh Asri,
Tangerang
Dahulu, waktu kita masih kecil pernah hidup bentuk seni teater
sederhana, “Komedi Kera”. Masih terngiang ingatanku, saat rombongan komedi kera
lewat di depan rumah, saya langsung merengek kepada orang tua untuk
memanggilnya.
Komedi Kera (istlah
Jawa, Komedi Bedhes) adalah seni teater rakyat yang berorientasi drama
komedi, isi ceritanya menuju pada humoria. Pemainnya bukanlah sekelompok
manusia, melainkan seekor kera dan seorang pawang yang berfungsi ganda sebagai
si dalang. Diiringi peralatan tetabuhan cukup sederhana, mereka memainkannya
dengan dilengkapi propertynya yang konon asal-asalan disesuaikan dengan lakon
cerita yang akan dimainkan.
Bila kita membandingkan istilah “Komedi” dalam komedi kera dan
komedi lainnya terdapat perbedaan walau terkadang ada persamaan. Memang benar,
komedi adalah drama singkat, lucu sarat dengan cerita kehidupan manusia. Komedi
kera adalah fabel bukan komedi. Fabel adalah cerita pelakunya binatang yang
dimanusiakan di dalamnya mengandung petuah-petuah hidup. Suatu misal, mengambil
tokoh
Sarinah (seorang anak petani yang
rajin membantu orang tuanya ke pasar dan atau ke sawah).
Sekarang timbul pertanyaan dibenak kita, bagaimana nasib
teater keliling perkampungan ini ? Akankah ia punah ?
Kalau kita amati, anak-anak yang hidup di era modern ini lebih
terbius oleh konsumerisme, gadget, seperti : hndpone, tablet, laptot, kamera
dan lain-lain. Seakan-akan menjadi makanan
semua anak, mereka semua senantiasa mengikuti arus perkembangan teknologi. Hanya
anak-anak di sudut kota yang haus hiburan-lah sudi menonton dengan setia, ia
menunggu barangkali lewat komedi kera di depan rumahnya. Yah ….. dengan itu
mereka mampu tertawa tanpa bisa menerjemahkan makna apa di balik cerita yang
tersaji.
Sementara itu, si pawang komedi tetap saja menyusuri
perkampungan sambil memainkan tetabuhan yang di dalam benaknya terbesit sebuah
harapan ada seseorang yang memanggil dan menanggapnya.
By :
Dedik