Jumat, 02 Maret 2018

MUSEUM GAJAH


MENGGALI NILAI SEJARAH, di MUSEUM GAJAH

Berbicara tentang peradaban, selalu melahirkan bukti-bukti sejarah masa lampau. Tidak terkecuali peradaban di Nusantara yang memiliki beranekaragam budaya, perlu kiranya dipelajari dan dilestarikan. Salah satu pihak yang berperan dalam tugas mulia ini adalah Museum Nasional.
Bertempat di Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat, Museum yang memiliki koleksi 141.899 benda bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan kehidupan manusia mulai jaman pra-sejarah hingga kolonial ini, merupakan pusat informasi edukatif yang berperan melestarikan benda warisan leluhur Indonesia.
Image : Google
Image : Google
Image : Google
Berdasar keterangan, cikal bakal Museum Nasional tersebut diawali dengan berdirinya suatu himpunan bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen didirikan oleh Pemerintah Belanda pada 24 April 1778.
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen merupakan lembaga independen yang didirikan untuk memajukan penelitian dibidang seni dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang biologi, fisika, arkeologi, kesusasteraan, etnologi, dan sejarah. Keinginan tersebut dipengaruhi kalangan akademis, karena di abad 18 merupakan masa perkembangan revolusioner ilmu pengetahuan dan filsafat.
Pendiri lembaga tersebut adalah Jacobus Cornelis Mattheus Radermacher, seorang ahli botani yang tinggal di Batavia.    Ia menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, sejumlah koleksi benda budaya, dan buku. Sumbangan inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.
Museum Nasional ini memiliki sejumlah julukan. Salah satunya adalah Museum Gajah, yang melekat sejak abad 19. Patung Gajah yang berdiri di halaman depan museum menjadi alasan mengapa masyarakat menjuluki museum tersebut Museum Gajah. Terdapat kisah tersendiri dari asal-usul Patung Gajah yang berasal dari negeri Siam.
Patung Gajah bermula dari kunjungan Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Kerajaan Siam (sekarang Thailand) ke Hindia Belanda. Raja Chulalongkorn singgah di Hindia Belanda tanggal 9 Maret hingga 15 April 1871. Ia mendatangi sejumlah tempat, seperti rumah sakit, biara hingga museum. Keinginannya untuk menghibahkan kenang-kenangan muncul tatkala beliau terkesan dengan kekayaan dan keragaman koleksi milik museum, akhirnya patung gajah dipilih sebagai hadiah yang menandakan hubungan diplomatik antara Siam dengan Hindia Belanda.
Image : Google
Image : Google
Museum Nasional yang terbesar di Asia Tenggara ini, menyuguhkan para wisatawan dari dalam dan luar negeri agar bisa melihat langsung berbagai benda peninggalan di era kehidupan pra-sejarah.
Tak hanya itu, di dalam museum juga tersedia ruang gamelan berupa peralatan musik tradisional, koleksi lukisan karya Pelukis Paris, hingga peradaban bangsa lain.
By  :  Dedik

PUISI : NUANSA RAMADHAN 2020

NUANSA   RAMADHAN   2020 Karya : Dedik Ekadiana Langit berpayungkan lazuardi Awan bercengkrama dan menderu Alam bertakhta tuk ...