Kamis, 27 Desember 2018

BERWISATA KE DIENG


SEJENAK,  GURU SMPN 88 BERWISATA KE DIENG

Anggrek Garuda 88, Jakarta
Sejuta cerita dan pengalaman kami jumpai di dataran tinggi Dieng (2045 mdpl) yang terletak di antara dua kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo ini merupakan daerah sejuk dengan beberapa tempat wisata yang dapat mengedukasi keunikan alam dengan suasana yang berbeda.
Lokasi wisata pertama yang kami kunjungi, yaitu  Bukit Sikunir. Kami berangkat dari homestay pukul 03.00, lokasinya yang tidak begitu jauh hanya memakan waktu lima belas menit.
Bus kami hanya dapat parkir di atas, tidak dapat parkir di parkiran utama. Jadi kami harus melanjutkan perjalanan dengan ojek (10.000 perorang). Sesampainya di sana kami langsung melakukan pendakian untuk mengejar sunrise. Ternyata lumayan juga pendakiannya buat saya yang tidak pernah berolahraga. Sesampainya di pos satu, sempat ingin menyerah. Kenapa? Bukan karena lelah, tapi karena tangga-tangganya yang licin dari tanah. Tapi kalau menyerah pasti menyesal sekali, karena tujuan ke Dieng adalah Bukit Sikunir (perjuangan 12 jam duduk di bus ). Akhirnya sampai juga di puncaknya. Rasa lelah terbayar sudah melihat pemandangan yang begitu indah dari atas sini, meskipun sunrise yang ditunggu-tunggu ternyata tidak hadir.   Oh ya karena long weekend tidak sedikit pelancong yang datang ke sini. Untuk mengambil foto saja lumayan butuh perjuangan, karena ada orang di mana-mana. Kemudian kami pun turun, ternyata di pintu masuk sudah ramai penjual makanan; ada bubur sumsum, kentang rendang, tempe kemul, kentang goreng,  carica (katanya sih buahnya seperti pepaya, atau memang papaya), keripik pisang cokelat, basreng, jamur kriuk, purwaceng, dan  mie ongklok.
Setelah puas jajan, kami kembali ke bus dengan ojek dan menuju lokasi wisata selanjutnya, yaitu Kawasan Candi Arjuna.
Kawasan Candi Arjuna ini, tempat wisata popular di Dieng dan lokasinya cukup dekat dari penginapan. Konon, candi ini berdiri di abad akhir 7 dan awal abad 8, perpaduan dari dua kerajaan, yaitu Kerajaan Kalingga (Ratu Shima) dan Kerajaan Mataram Lama (Dinasti Syailendra). Sekarang digunakan untuk ritual adat rambut gembel, yang pelaksanaannya jatuh pada bulan Agustus ( tanggal 1 s.d. 5 ), ada pengucualian khusus untuk hari Jumat.
Di sini kami tidak hanya berwisata, tapi kita juga belajar sejarah. Kami baru tahu kalau Dieng adalah destinasi candi yang memiliki sejarah penting mengenai asal mula kepercayaan masyarakat Indonesia. Karena selama ini yang saya tahu hanya Candi Prambanan dan Borobudur. Oh ya, di sini juga bisa lihat pemutaran film yang menceritakan sekilas tentang Dieng, sejarahnya, dan juga kehidupan keseharian masyarakatnya.
Lokasi wisata selanjutnya kami kunjungi Kawah Sikidang (kawah besar dengan suhu 80 s.d. 90 derajat celcius). Berwisata ke kawah ini akan menjadi pengalaman yang luar biasa, karena bisa melihat langsung aktivitas gunung berapi di kolam bawah tanpa harus mendaki gunung.
Warna tanah yang memutih dan aktifitas kawah yang fenomenal, uniknya sering dijadikan objek foto para pengunjung. Mengambil gambar kawah dengan lumpur panas yang meletup-letup dan kepulan asap putih menjadikannya latar belakang foto Anda pasti menarik. Wisata Anda akan lebih bervariasi, dan objek foto yang Anda abadikan tidak melulu pemandangan alam yang hijau.
By : Dedik

PUISI : NUANSA RAMADHAN 2020

NUANSA   RAMADHAN   2020 Karya : Dedik Ekadiana Langit berpayungkan lazuardi Awan bercengkrama dan menderu Alam bertakhta tuk ...