SEJENAK, GURU SMPN 88 BERWISATA KE DIENG
Anggrek Garuda 88, Jakarta
Sejuta cerita dan pengalaman kami
jumpai di dataran tinggi Dieng (2045 mdpl) yang terletak di antara dua
kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo ini merupakan daerah sejuk dengan beberapa
tempat wisata yang dapat mengedukasi keunikan alam dengan suasana yang berbeda.
Lokasi wisata pertama yang kami kunjungi,
yaitu Bukit Sikunir. Kami
berangkat dari homestay pukul 03.00, lokasinya yang tidak begitu jauh hanya
memakan waktu lima belas menit.
Bus kami hanya dapat parkir di atas, tidak
dapat parkir di parkiran utama. Jadi kami harus melanjutkan perjalanan dengan
ojek (10.000 perorang). Sesampainya di sana kami langsung melakukan pendakian
untuk mengejar sunrise. Ternyata lumayan juga pendakiannya buat saya yang tidak
pernah berolahraga. Sesampainya di pos satu, sempat ingin menyerah. Kenapa?
Bukan karena lelah, tapi karena tangga-tangganya yang licin dari tanah. Tapi
kalau menyerah pasti menyesal sekali, karena tujuan ke Dieng adalah Bukit
Sikunir (perjuangan 12 jam duduk di bus ). Akhirnya sampai juga di puncaknya.
Rasa lelah terbayar sudah melihat pemandangan yang begitu indah dari atas sini,
meskipun sunrise yang ditunggu-tunggu ternyata tidak hadir. Oh ya karena
long weekend tidak sedikit pelancong
yang datang ke sini. Untuk mengambil foto saja lumayan butuh perjuangan, karena
ada orang di mana-mana. Kemudian kami pun turun, ternyata di pintu masuk sudah
ramai penjual makanan; ada bubur sumsum, kentang rendang, tempe kemul, kentang goreng,
carica (katanya sih buahnya seperti
pepaya, atau memang papaya), keripik pisang cokelat, basreng, jamur kriuk,
purwaceng, dan mie ongklok.
Setelah puas jajan, kami kembali ke bus
dengan ojek dan menuju lokasi wisata selanjutnya, yaitu Kawasan Candi Arjuna.
Kawasan Candi
Arjuna ini, tempat wisata popular di Dieng dan lokasinya cukup dekat dari
penginapan. Konon, candi ini berdiri di abad akhir 7 dan awal abad 8, perpaduan
dari dua kerajaan, yaitu Kerajaan Kalingga (Ratu Shima) dan Kerajaan Mataram
Lama (Dinasti Syailendra). Sekarang digunakan untuk ritual adat rambut gembel,
yang pelaksanaannya jatuh pada bulan Agustus ( tanggal 1 s.d. 5 ), ada
pengucualian khusus untuk hari Jumat.
Di sini kami tidak hanya berwisata, tapi kita
juga belajar sejarah. Kami baru tahu kalau Dieng adalah destinasi candi yang
memiliki sejarah penting mengenai asal mula kepercayaan masyarakat Indonesia.
Karena selama ini yang saya tahu hanya Candi Prambanan dan Borobudur. Oh ya, di
sini juga bisa lihat pemutaran film yang menceritakan sekilas tentang Dieng,
sejarahnya, dan juga kehidupan keseharian masyarakatnya.
Lokasi wisata selanjutnya kami kunjungi Kawah
Sikidang (kawah besar dengan suhu 80 s.d. 90 derajat celcius). Berwisata ke
kawah ini akan menjadi pengalaman yang luar biasa, karena bisa melihat langsung
aktivitas gunung berapi di kolam bawah tanpa harus mendaki gunung.
Warna tanah yang memutih dan aktifitas kawah
yang fenomenal, uniknya sering dijadikan objek foto para pengunjung. Mengambil
gambar kawah dengan lumpur panas yang meletup-letup dan kepulan asap putih
menjadikannya latar belakang foto Anda pasti menarik. Wisata Anda akan lebih
bervariasi, dan objek foto yang Anda abadikan tidak melulu pemandangan alam
yang hijau.
By : Dedik