Kamis, 12 April 2018

IN MEMORIAM MERTUAKU


IN MEMORIAM
BAPAK HAJI MUHAMMAD TASDIK, MERTUAKU

Bumi Cipondoh Asri,  Tangerang
Di penghujung akhir  tahun 2012 lalu,  masih kuingat di benakku bersama anak dan istri tercinta tentang ulang tahun terakhir Bapak H. Muhammad Tasdik (mertuaku) yang kami rayakan di rumah kayu BSD Tangerang melibatkan menantu, anak, dan cucu untuk makan bersama dan tiup lilin.
Bagiku sebagai menantu, ada kenangan indah terselip tentang figur mertua, sosok pendiam, penyayang, ramah dan tulus serta dihormati sekaligus suritauladan sebagai pengendali bagi keluarga.  Di pundaknya beban berat ditopangnya demi mewujudkan cita-cita dan harapan masa depan anak-anaknya.
Masih kuingat, saat istriku mau melahirkan putra pertamanya,  9 Agustus 2001, aku berkunjung ke rumahnya untuk minta restu. Dalam kesempatan itu ia berpesan agar sebagai calon orang tua dari cucunya yang bakal lahir, aku diingatkan untuk selalu menegakkan tiang agama. “Kamu sebagai orang tua dari anakmu yang bakal lahir hendaklah bisa menjadi panutan yang baik bagi anakmu itu, sebab orang tua adalah orang pertama yang bisa menjadi contoh utama bagi anaknya dalam mengembangkan sikap dan tutur kata,” ungkap bapak mertuaku penuh bijak.
Kini mertuaku telah pergi menghadap Sang Khaliq, insya Allah cukup membawa bekal untuk kehidupannya di alam berikutnya. Kami yang ditinggalkan semoga tetap tabah dan tawakal dengan ketetapan Yang Maha Kuasa, sebab Dialah Tuhan Yang Menetapkan Segala pernik kehidupan makhluk-Nya. Senantiasa kami berusaha untuk penuhi wasiatnya, sebab wasiat adalah suatu amanat dari generasi terdahulu terhadap generasi berikutnya, sebagaimana para nabi dan rasul yang senantiasa berwasiat kepada umatnya sebelum nabi dan rasul itu pergi dari kehidupan yang fana ini.
By : Dedik Ekadiana

PUISI : NUANSA RAMADHAN 2020

NUANSA   RAMADHAN   2020 Karya : Dedik Ekadiana Langit berpayungkan lazuardi Awan bercengkrama dan menderu Alam bertakhta tuk ...