IN MEMORIAM
BAPAK HAJI
MUHAMMAD TASDIK, MERTUAKU
Bumi Cipondoh
Asri, Tangerang
Di penghujung akhir tahun 2012 lalu, masih kuingat di benakku bersama anak dan
istri tercinta tentang ulang tahun terakhir Bapak H. Muhammad Tasdik (mertuaku)
yang kami rayakan di rumah kayu BSD Tangerang melibatkan menantu, anak, dan
cucu untuk makan bersama dan tiup lilin.
Bagiku sebagai menantu, ada
kenangan indah terselip tentang figur mertua, sosok pendiam, penyayang, ramah
dan tulus serta dihormati sekaligus suritauladan sebagai pengendali bagi
keluarga. Di pundaknya beban berat
ditopangnya demi mewujudkan cita-cita dan harapan masa depan anak-anaknya.
Masih kuingat,
saat istriku mau melahirkan putra pertamanya, 9 Agustus 2001, aku berkunjung ke rumahnya untuk
minta restu. Dalam kesempatan itu ia berpesan agar sebagai calon orang tua dari
cucunya yang bakal lahir, aku diingatkan untuk selalu menegakkan tiang agama.
“Kamu sebagai orang tua dari anakmu yang bakal lahir hendaklah bisa menjadi
panutan yang baik bagi anakmu itu, sebab orang tua adalah orang pertama yang
bisa menjadi contoh utama bagi anaknya dalam mengembangkan sikap dan tutur
kata,” ungkap bapak mertuaku penuh bijak.
Kini mertuaku telah pergi
menghadap Sang Khaliq, insya Allah cukup membawa bekal untuk kehidupannya di
alam berikutnya. Kami yang ditinggalkan semoga tetap tabah dan tawakal dengan
ketetapan Yang Maha Kuasa, sebab Dialah Tuhan Yang Menetapkan Segala pernik
kehidupan makhluk-Nya. Senantiasa kami berusaha untuk penuhi wasiatnya, sebab
wasiat adalah suatu amanat dari generasi terdahulu terhadap generasi
berikutnya, sebagaimana para nabi dan rasul yang senantiasa berwasiat kepada
umatnya sebelum nabi dan rasul itu pergi dari kehidupan yang fana ini.
By : Dedik Ekadiana