LESTARIKAN
TRADISI PURNATUGAS GURU
Anggrek
Garuda 88, Jakarta
Masa pensiun bukanlah akhir dari proses
aktivitas, otak pun harus terus dirangsang untuk terus berfikir. Dedikasi tidak
berhenti hanya karena kita memasuki purnatugas. Setelah masa pensiun, semangat
dan optimisme harus tetap menyala. Konstribusi seorang pensiun justru semakin
nyata dan diperlukan pada saat ia terjun dalam kehidupan masyarakat. Namun,
tidak demikian dengan masa pertemanan sebagai sesama insan.
Terkait dengan hal tersebut, keluarga besar
SMPN 88 Jakarta melepas seorang guru dan staf TU yang bulan Desember ini
memasuki purnatugas. Bukan itu aja, di kesempatan yang sama juga melepas
kepergian Kasatlak, yang mendapat tugas di sekolah yang baru. Jumat (8/11)
Ajang tradisi silahturohmi yang dikemas
sebagai ungkapan rasa hormat ini merupakan penghargaan yang tak ternilai
harganya, dengan mengantarkan ke kampung halamannya dalam rangka purnatugas.
Kepala SMPN 88, H. Sayitno, MM
berpesan,”Dalam suatu eksistensi memang ada batas waktunya. Kalau dulu ada
waktunya diangkat menjadi seorang karyawan, tapi sekarang ini ada waktunya
untuk berakhir masa tugasnya. Ini adalah merupakan suatu siklus dalam diri
seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan,” ungkapnya.
Suasana keakraban dan kekeluargaan terasa
menyentuh kalbu. Keluarga besar Hj. Sudjatmi menyambutnya dengan tangan terbuka
saat memasuki kediamannya di kampung halaman, Kediri-Jawa Timur.
Setelah acara pelepasan Purnatugas, untuk
mewujudkan keakraban dan kebersamaan sesama insan, keluarga besar SMPN 88
melakukan refreshing wisata dengan mengunjungi beberapa aset wisata alam dan
religi, seperti berziarah ke makam
proklamator, Ir. Soekarno di Blitar, Kawah Kelud - Kediri, Klenteng Sam Poo
Kong - Semarang, dan Museum Pintu Seribu - Semarang.
Dan sebelum bertandang ke Jakarta, rombongan
menyempatkan membeli oleh-oleh khas Semarang, tepatnya di Simpang Lima.
Acara
kebersamaan ini berlangsung dalam suasana hangat dan akrab.
By : Dedik