PERDANA, PAGELARAN WAYANG KULIT
DI SMPN 88 JAKARTA
Anggrek Garuda 88, Jakarta
Di tengah maraknya budaya modern dan
masuknya budaya barat, budaya Jawa semakin terpinggirkan. Untuk tetap
mempertahankan warisan budaya Indonesia, seni pertunjukan wayang kulit membuat
kagum masyarakat perkotaan.
Digelar di SMP Negeri 88 Jakarta, pertunjukkan
wayang kulit ini tak hanya mendapat sambutan meriah, namun membuat para
penonton lebih mengenal keragaman budaya Tanah Air, Jumat (8/3)
Pagelaran wayang kulit dan musik gamelan semalem
suntuk dengan Dalang “Ki Waluyo”, lakon “Petruk Ilang Pethele”
dimulai pukul 10.00 WIB malam, sebagai bentuk rangkaian acara peresmian gedung
sekolah baru, SMPN 88 yang berlokasi di Jl. Anggrek Garuda, Slipi, Jakarta
Barat.
Kepala SMPN 88, H. Sayitno, MM mengatakan,
“Pertunjukan wayang kulit ini, kita jadikan media edukasi dalam penerapan
pendidikan karakter sejak dini. Wayang
memiliki nilai-nilai luhur dan nasihat-nasihat yang disampaikan secara implisit
melalui alur cerita dan karakter tokoh-tokoh pewayangannya,” tuturnya.
“Sungguh diluar dugaan,
pagelaran wayang yang berlangsung kurang lebih 4 jam ini, walau menggunakan
bahasa Jawa seluruh penonton tampak tidak
bergeming dari tempat duduk mereka menikmati pagelaran ini,” tambahnya.
“Pergelaran wayang memang harus
rutin digelar di masyarakat, utamanya di perkotaan dan sebisa mungkin menarik generasi
muda maupun anak-anak dengan menyisipkan nilai-nilai
dan muatan pendidikan moral melalui lakon yang dimainkan. Diharapkan kedepannya,
bisa menjadi filter terhadap dampak globalisasi,” ungkap Pak Chandra, salah
satu tamu undangan yang hadir.
Cuaca cukup
cerah, diluar dugaan puluhan
penonton tua-muda dan anak-anak dengan mengenakan blangkon ikut ambil bagian
menikmati pertunjukan wayang tersebut.
Budaya dan kearifan lokal seperti Wayang Kulit
ini memang sudah selayaknya di perkenalkan sejak dini agar anak-anak kita ikut
merasa memiliki budaya adhi luhung
ini. (Dedik)